Ciri dan Cara Kita Adalah Pembeda Yang Membesarkan

Oleh : Budi Yusnendar

Apa jadinya jika  ikan berusaha pindah hidup dari air ke darat, atau burung ke dalam lautan?.  Kira-kira muncul istilah “mustahil” jika bukan “bunuh diri”.  Sejak diciptakan alam ini memang sudah memiliki fitrahnya masing masing dan semua harus berjalan dengan fitrahnya tersebut.
Selama ini burung atau ikan cukup “tau diri”, mereka tidak memaksakan diri untuk berpindah alam.  Secara alamiah mereka memiliki kesadaran “identitas” (Mohon tidak diartikan ansih / letterleg).  Burung bergerak kesana kemari dengan mengepakan sayap di udara bukan mengibaskan ekor layaknya ikan dalam air.

Mari kita sedikit lagi ber- analogi yang lebih mengena dengan kehidupan kita sehari-hari.  Ketika kita tersesat  di suatu tempat yang tak kita kenal, apakah yang akan kita lakukan?  “Mencari tempat yang kita tuju ?” atau “mengetahui dimanakah kita berada saat itu?”.  Saya kira keduanya adalah hal yang sama penting dan harus kita ketahui. Kemana adalah pertanyaan yang akan menujukan identitas tempat yang akan kita tuju, sementara pertanyaan “dimana kita berada” akan menunjukan titik yang akan menjadi patokan bagaimana kita akan mencapai tujuan tersebut. Ke arah baratkah kita bergerak atau justru ke timur. Kita tak bisa hanya tahu salah satunya saja “kemana kita” atau “dimana kita” karena kemungkinan besar kita akan bergerak ke arah yang salah.

Memahami siapa kita  adalah yang sangat penting, sehingga kita dapat memahami apa kekurangan dan kelebihan diri. Dengannya kita dapat belajar menutup dan memperbaiki kekurangan, pun seterusnya kita dapat pertahankan kelebihan serta berbagi tentang apa yang kita tahu demi pencerahan.  "Memahami tujuan" juga memiliki kedudukan yang sama pentingnya. Dengannya kita akan terkonsentrasi dan terarah. Secara alamiah kita akan terajarkan untuk tetap bangkit setelah terjatuh, berlari ketika kaki kuat, terbang dan melompat ketika kemampuan itu dimiliki. Tujuan akan menjadi mimpi yang membimbing kita untuk mencapainya.

Berusaha meniru orang lain adalah tindakan yang tidak tepat dan sering kali salah. Kita adalah bangsa yang besar, bangsa yang memiliki karakter khas, tak perlu sama dengan bangsa lain. Kita memiliki ciri dan cara yang membedakan. Berkarya dan berkerjalah dengan cara dan ciri kita. Meminjam ( Quote Enstein) sesungguhnya yang membesarkan kita bukanlah kecerdasan dan kekuatan, yang membesarkan kita adalah karakter.
   

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aturan Pergantian Antar Waktu ( PAW ) Anggota DPR/ MPR

Oleh : Budi Yusnendar Kali ini saya menulis mengenai aturan  Penggantian Antar Waktu (PAW) DPR/ MPR. Saya menulis ini menanggapi beberapa email dan telp yang bernada serupa, yakni berkaitan dengan alasan apa saja seorang anggota dewan perwakilan rakyat atau anggota DPR dapat di ganti ( di-PAW-kan). Agak menarik, beberapa pertanyaan dan informasi yang saya dapatkan. Ada yang bernada khawatir, ada bernada kesal dan lain sebagainya. Gambaran yang saya dapatkan dari komunikasi-komunikasi tersebut adalah rata-rata  reaksi seorang anggota dewan terpilih yang mengalami sedikit konflik di lingkungan pengurus Partai. Penting saya tulis bahwa pertanyaan tersebut di atas tidak hanya dari anggota dewan satu partai saja, melainkan beberapa partai dan tidak perlu saya sebutkan satu-persatu. Ada fakta bahwa ternyata istilah "PAW" menjadi alat untuk menakut-nakuti anggota dewan. Beberapa kasus memang disertai oleh bukti-bukti pelanggaran yang dilakukan oleh anggota dewan dimaksud, namu
Baca selengkapnya

Tuan Baik dan Tuan Buruk

Oleh : Budi Yusnendar Tuan Baik dan Tuan Buruk,   Mereka tinggal dalam diri manusia, boleh dikata bersemayam dalam hati dan benak atau akal kita. Entah dari mana asalnya,   tak tahu pula dari mana mereka masuk dan merasuk,  bahkan siapapun kita   tak pernah yakin pasti, kapan tepatnya mereka untuk kali pertama hinggap lalu menetap dalam diri. Namun kita masing-masing memiliki bahasa sendiri dengan mereka, yang tak terdengar dan tak dimengerti siapapun. Mereka ada dalam setiap pribadi manusia. Hadir dalam setiap peristiwa;  ketika   berfikir apakah yang harus di lakukan: saat kecewa mengikat erat dan berat, disaat-saat tenang, di pinggir danau,  atau di tengah keramaian pasar bahkan pertempuran di gurun atau hutan. Mereka (tuan baik dan tuan buruk ) selalu men-terjemahkan semua yang dilihat, seluruh yang didengar dan segala yang dirasakan. Mereka ada disepanjang hari berat dan pagi cerah, bahkan dinyamannya malam yang dingin.Mereka selalu ada dan berbisik sepanjang man
Baca selengkapnya

Surat tak terkirim ( Bulan dan Bintang)

Oleh: Budi Yusnendar Semua yang pernah ada, biar jadi pelajaran yang sangat berharga tanpa prasangka buruk dan salah faham. Biar semua menjadi cerita yang baik tentang kita, Tentang persahabatan, rasa sayang dan cinta tanpa syarat….. ”semua indah….  Sesungguhnya ada banyak hal yang ingin di tulis… tapi tidak sekarang, Mungkin lain kali…. Sekedar ingin kamu tahu; bahwa ada hal yang dirasa penting kita tahu dan mengerti…. Saat kamu baca surat ini, itu berarti kita ada di jarak yang entah berapa… Tapi bertemu lagi atau tidak, ada tegur sapa lagi atau tidak’’ bukan berarti ada benci atau apapun yang buruk antara kita…. (semoga selalu begitu) Saat seperti ini, paling tidak kita masih bisa saling mendo’akan ; semoga kita baik dan kamu nyaman dengan siapapun orang didekat kamu…”pastikan itu !” Dan semua yang pernah ada, biar jadi pelajaran yang sangat berharga tanpa prasangka buruk dan salah faham. Biar semua menjadi cerita yang baik tentang kita, Tentang pes
Baca selengkapnya