Be Balance

Seimbang antara
Kesuksesan dan ketaqwaan
Kehebatan diri dan kerendahan hati
Prestasi dan sikap peduli. 

Oleh: Budi Yusnendar
_______________

Dalam hidup, kita senantiasa dihadapkan pada hal-hal yang berpasangan sebagai hukum alam yang ditetapkan Tuhan.  Ada kemenangan dan ada kekalahan, ada alpha ada omega, ada elektron positif dan ada elektron negatif, ada siang ada malam. Tak ada pesta yang tak berakhir... karena ada awal dan ada akhir. Yang mampu bertahan pada kedua sisi itulah yang akan bertahan.

Ketika kita kalah, kita harus belajar dari kekalahan dan ketika kita menang, maka kita harus belajar bagaimana mempertahankan kemenangan dan menjadikan kemenangan itu sebagai manfaat yang bukan hanya untuk kita.

Henry David Thoreau berkata, “Apa yang kau dapat dengan mencapai tujuanmu itu tidak penting. Yang terpenting adalah kau jadi apa setelah mencapai tujuanmu itu.”

Quote Henry david menggambarkan betapa pentingnya memanage kesuksesan dan kemenangan. Betapa kemenangan memang akan membuat kita terlena. Kita kerap lupa bahwa sesungguhnya belajar dan selalu melakukan perbaikan kualitas diri itulah yang amat penting.

Izinkan saya memberikan satu contoh sebagai sedikit ilustrasi;  Sebuah korporasi raksasa internasional  bernama Xerox menikmati monopoli bisnis.  Pada era 1960-70an telah berkembang menjadi organisasi yang gemuk, lamban sekaligus arogan.
Xerox melupakan bagaimana belajar dari kemenangan bisnisnya. Xerox tidak memberikan ruang untuk Benchmarking (sejenis study perusahaan. dikita lebih dikenal study banding) xerox juga tidak melatih manager-managernya untuk melakukan study dalam berinovasi. Akhirnya dominasi telah digulingkan oleh pesaing-pesaing kecil yang gigih dan kreatif.

Dipimpin oleh CEO David Kearns, Xerox melakukan business-turnaround pada tahun 1983. pembenahan bisnis yang dinamai Leadership through Quality.  Semua manager harus melakukan benchmarking ke perusahaan-perusahaan terbaik dunia, dimanapun perusahaan itu berada. Dari situlah, lahir revolusi bisnis internal Xerox, yang membuatnya tetap BELAJAR dan bertahan dalam persaingin industri fotokopi hingga saat ini.

Berkaca dari betapa hidup kita yang rapuh ini. Maka ke-engganan belajar dari kekalahan adalah keterbelakangan berfikir, apalagi karena kekalahan lalu kita bertindak konyol.

Demikian pula ke-engganan belajar ketika dalam kesuksesan adalah serupa dengan kesombongan yang akan menjerumuskan kita pada kerusakan mental dan tentu kemenangan hanya akan menjadi kemenangan yang semu dan tak kokoh. Bukan tidak mungkin kemenangan akan menjadi kekalahan.

Keseimbangan adalah hal mutlak yang akan menjadikan kita berhasil melewati kekalahan dan kemenangan. Melewati kesedihan dan kebahagiaan, kesulitan dan kemudahan.

Kita dihadapkan pada situasi yang serba rapuh di dunia ini. Maka layaklah kita berusaha menyeimbangkan kesuksesan dan ketaqwaan, kehebatan diri dan kerendahan hati, prestasi dan sikap peduli. 

Semoga bermanfaat.

*
Dari berbagai sumber

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aturan Pergantian Antar Waktu ( PAW ) Anggota DPR/ MPR

Tuan Baik dan Tuan Buruk

Surat tak terkirim ( Bulan dan Bintang)