Black Campaign, Negative Campaign Dan Sosmeder


Oleh: Budi Yusnendar

Pisau memiliki banyak manfaat bagi kita, 
tetapi jika menggunakannya dengan cara yang salah bukan tidak mungkin  akan melukai kita_________


Analogi di atas saya gunakan untuk menggambarkan secara singkat fenomena sosial media (sosmed) yang dalam tulisan ini akan saya kaitkan dengan agenda politik nasional yakni pemilihan Presiden (pilpres), meski dalam pileg dan pilkada-pun tetap relevan. 

Tingginya "pengguna sosmed" (saya sebut saja sosmeder) akhir-akhir ini dan saat-saat menjelang pilpres, menjadi cukup menarik kalau tidak dikatakan "sangat", setidaknya untuk saya dan beberapa kawan, tema ini memperoleh porsi yang cukup banyak kami konsumsi.

Dibalik ringan dan dangkalnya diskusi-diskusi kami, ada kegundahan dalam diri saya memperhatikan fenomena ini, mengingat ada banyak tertuang disana (dalam sosmed) sinisme, fitnah bahkan caci maki yang tidak mencerminkan budaya manusia yang beradab. Bahkan dalam beberapa group tertutup maupun terbuka, secara terang-terangan informasi menyesatkan diposting disana. 

Selain Kegundahan, di sisi lain terselip optimisme, bahwa ternyata tingkat perhatian atau apresiasi masyarakat terhadap kehidupan bernegara begitu besar. Artinya ada harapan besar bahwa apatisme atau ketidak pedulian masyarakat perlahan  akan pulih.  Dan mudah-mudahan sosial media pada akhirnya menjadi alat untuk edukasi masyarakat termasuk edukasi terhadap pemilih untuk memanfaatkan hak suaranya dengan cerdas/ rasional.


Black campaign dan negative campaign dalam sosial media
Selain sebagai alat komunikasi dan edukasi, sosmed juga menjadi media yang subur untuk tumbuhnya berbagai provokasi, propaganda, gosip yang tak bertanggung jawab bahkan  dengan sengaja diprogram secara terorganisir, menjadi alat untuk mempengaruhi perilaku sosmeder. Sehingga sosmeder secara "tidak sadar" dan "suka rela" menjadi kepanjangan tangan dari pelaku utama sebagai pihak berkepentingan.  Untuk melakukan pencitraan positive maupun pencitraan negative, black campaign atau negative campaign. Tujuan akhir dari pihak dimaksud adalah mempengaruhi pemilih dan menggiring suara politiknya pada kandidat bersangkutan.

Istilah Black campaign dan negative campaign diatas merupakan dua istilah yang harus difahami oleh sosmeder khususnya dan masyarakat pada umumnya, sehingga sosmeder lebih berhati-hati dan tidak terjebak atau tergiring oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Terlebih bukan tidak mungkin juga,  provokasi dilakukan bukan oleh  tim dari kandidat-kandidat dalam kontestasi politik, melainkan oleh oknum-oknum yang sengaja bermaksud mengacaukan pemilu dengan maksud tidak baik.

Apa perbedaan black campaign dan negative campaign?
Beberapa pendapat para pakar politik, black campaign atau kampanye hitam merupakan model kampanye yang bersifat menyerang lawan dengan cara mempublikasikan secara terbuka atau terselubung kelemahan-kelemahan lawan tanpa dasar dan data-data yang tidak jelas. Black campaign bisa berupa hinaan, menghasut atau menyebarkan berita bohong. 
Sedangkan Negative campaign merupakan model kampanye menyerang dengan cara membukakan fakta dengan akurasi data yang cukup tinggi dan parameter yang jelas. Sehingga masyarakat memperoleh informasi yang menjadi pembanding, mengingat rata-rata dalam kampanye kandidat hanya sisi-sisi baik saja yang ditonjolkan.

Keberadaan sosial media yang sudah menjadi bagian dari masyarakat, sangat memungkinkan menjadi sarana atau alat edukasi bagi masyarakat/ pemilih untuk mendapatkan informasi selengkap-lengkapnya dari kelebihan para kandidat maupun kekurangannya. Karena masyarakat berhak dan harus memperoleh informasi yang akurat untuk mempertimbangkan pilihan  dan memanfaatkan hak politiknya. Negative campaign jelas dapat dipertanggung jawabkan.

Black campaign jelas salah dan berbahaya, negative juga tidaklah dengan begitu saja dapat di terapkan di tengah sebuah negara. Penerapan negative campaign pun memiliki sisi-sisi yang membahayakan bagi bangsa kita, ditengah rendahnya  tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan banyaknya skandal yang menjadi bencana bagi kehidupan bernegara ini. Negative campaign bisa saja menimbulkan gejolak dan keresahan sosial.


My Campaign

Berhentilah menjelek-jelakan demokrasi negeri ini.  Melalui tulisan ini pula saya menyampaikan kritik untuk para jurnalis dan pakar politik  nasional yang selalu membandingkan-bandingkan kedewasaan demokrasi negeri ini dengan negara lain, terutama Amerika yang seolah menjadi kiblat pemodelan demokrasi, dengan mengatakan   black campaign atau negative campaign mulai ditinggalkan oleh Amerika sementara faktanya mereka lebih brutal dalam melakukannya. Ada banyak fakta dan bukti demokrasi Amerika tidak jauh lebih baik dari nergeri kita. (mari kita buka fakta dan buktinya).

Bijaklah dalam menggunakan sosial media. Bukan "Black campaign" atau "statement sinis", sehingga masyarakat tergiring menjadi apatis. Atau bahkan situasi ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. 

Sosmed memiliki prospek untuk menjadi alat edukasi, namun disisi lain sosmed dapat menjadi bumerang bagi kita demikian pula dengan pisau bahwa Pisau memiliki banyak manfaat bagi kita, tetapi jika menggunakannya dengan cara yang salah bukan tidak mungkin  akan melukai kita.


Semoga bermanfaat



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aturan Pergantian Antar Waktu ( PAW ) Anggota DPR/ MPR

Tuan Baik dan Tuan Buruk

Surat tak terkirim ( Bulan dan Bintang)